Iding A. Haidir, Lady Margaret Hall College
Karyasiswa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wildlife Conservation Research Unit (WildCRU), Department of Zoology, University of Oxford
Abstract
Interaksi manusia dan satwaliar di Nusantara sudah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu. Pengelolaan, perlindungan dan pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat sudah menjadi norma adat dan budaya, pun negara sudah mengaturnya dalam peraturan perundangan pada berbagai tingkatan. Harimau Sumatera, salah satu satwa kharismatik yang dimiliki Indonesia menjadi satwa payung, yaitu jenis satwa yang mempunyai daerah jelajah dan habitat yang luas sehingga menaungi beragam jenis satwa dan tumbuhan yang ada di dalam suatu bentang alam habitat harimau. Melindungi harimau berarti menyelamatkan hamparan luas habitatnya yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan manusia. Sejak lebih dari dua dekade terakhir, upaya konservasi dan penelitian populasi harimau, habitat dan satwa mangsanya terus senantiasa digalakkan. Patroli rimba, perlindungan habitat dan penegakkan hukum secara rutin dilaksanakan, lebih intensif lagi pada bentang alam utama yang ada di Pulau Sumatera.
Penyadartahuan dan pelibatan masyarakat serta kerjasama berbagai pihak seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, pelaku usaha bidang kehutanan dan perkebunan, dan pariwisata alam pun dari tahun ke tahun terus meningkat. Namun, ancaman perburuan terhadap kelangsungan populasi harimau dan menyusutnya hutan sebagai habitat harimau justru semakin mempercepat laju kepunahan harimau. Dalam menahan laju kepunahan harimau, upaya kolektif para pihak pada beberapa bentang alam prioritas konservasi harimau menunjukkan sedikit harapan sintasnya populasi harimau. Menarik pembelajaran dari pengalaman dua dekade uapaya konservasi harimau di Taman Nasional Kerinci Seblat, setidaknya ada lima kunci utama untuk mencapai keberhasilan yaitu:
Kelestarian populasi harimau Indonesia tidak hanya menjadi keberhasilan kita dalam menjaga keseimbangan ekologis, akan tetapi secara politis adalah sebuah prestise bagi Indonesia di dunia internasional sebagai negara yang mampu menjaga kelestarian hidupan liar dan mengelola sumberdaya alamnya dengan baik.
PROFIL UNDANGAN
1. Prof. Ir. Rachmat Witoelar
2. Ir. Wiratno, MSc
3. Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni
4. Bapak Tony Sumampouw
5. Bapak Agus Prastawa
6. Bapak Hariyo Tabah Wibisono
7. Bapak Burdju Ronni Allan, SH, MH
8. Bapak Ariyana, DVM, MM
9. Ibu Maria Edna Herawati
10. Bapak Giyanto